””

Hindarkan Dirimu Dari perbuatan Yang Tak Terpuji!!!

topbella

Minggu, 05 Desember 2010

Kisah Sahabat Rasulullah saw

Jika kita membaca kisah-kisah akan tindakan dan perbuatan para sahabat Rasulullah saw, maka kita akan menemukan banyak sekali perbuatan mereka yang mencerminkan ketaatan para sahabat kepada Allah SWT dan RasulNya. Bahkan, mereka tidak berpikir dua kali untuk mentaati perintah tersebut, meskipun harus mengorbankan harta, atau bahkan nyawanya sekalipun. Bandingkan dengan kita sekarang ini. Kita sering memikirkan untung ruginya saat harus mengeluarkan sedikit harta kita di jalan Allah SWT.
Beberapa kisah berikut ini dapat kita jadikan renungan dan teladan dalam membelanjakan harta kita di jalan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an:
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً كَثِيرَةً وَاللّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS Al Baqarah: 245)
Suatu ketika Rasulullah saw. membacakan ayat itu kepada para sahabat. Tiba-tiba Abu Dahdah r.a. berdiri. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, benarkah Allah meminta pinjaman kepada kita?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya, benar.” Abu Dahdah kembali berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Dia akan mengembalikannya kepadaku dengan pengembalian yang berlipat-lipat?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya, benar.”
“Wahai Rasulullah, ulurkanlah kedua tangan Anda,” pinta Abu Dahdah r.a. tiba-tiba. Rasulullah saw. balik bertanya, “Untuk apa?” Lalu Abu Dahdah menjelaskan, “Aku memiliki kebun, dan tidak ada seorang pn yang memiliki kebun yang menyamai kebunku. Kebun itu akan aku pinjamkan kepada Allah.” “Engkau pasti akan mendapatkan tujuh ratus lipat kebun yang serupa, wahai Abu Dahdah,” kata Rasulullah saw.
Abu Dahdah mengucapkan takbir, “Allahu Akbar, Allahu Akbar!” Lantas ia segera pergi ke kebunnya. Ia mendapati istri dan anaknya sedang berada di dalam kebun itu. Saat itu anaknya sedang memegang sebutir kurma yang sedang dimakannya.
“Wahai Ummu Dahdah, wahai Ummu Dahdah! Keluarlah dari kebun itu. Cepat. Karena kita telah meminjamkan kebun itu kepada Allah!” teriak Abu Dahdah.
Istrinya paham betul maksud perkataan suaminya. Maklum, ia seorang muslimah yang dididik langsung oleh Rasulullah saw. Segera ia beranjak dari posisinya. Ia keluarkan kurma yang ada di dalam mulut anaknya. “Muntahkan, muntahkan. Karena kebun ini sudah menjadi milik Allah swt. Ladang ini sudah menjadi milik Allah swt.,” ujarnya kepada sang anak.
Subhanallah! Begitulah Ummu Dahdah, seorang wanita yang begitu yakin rezeki datang dari Allah swt. dan bersuamikan seorang sahabat Nabi yang begitu yakin akan janji Allah swt. Kalau saja para suami zaman ini punya istri seperti Ummu Dahdah, pasti mereka akan mudah saja berinfak tanpa berpikir dua kali. Kalau saja para istri zaman sekarang punya suami model Abu Dahdah, pasti mereka akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.
Suatu hari Amiril Mukminin Umar bin Khaththab r.a. dikirimi harta yang banyak. Beliau memanggil salah seorang pembatu yang berada di dekatnya. “Ambillah harta ini dan pergilah ke rumah Abu Ubaidah bin Jarrah, lalu berikan uang tersebut. Setelah itu berhentilah sesaat di rumahnya untuk melihat apa yang ia lakukan dengan harta tersebut,” begitu perintah Umar kepadanya.
Rupanya Umar ingin melihat bagaimana Abu Ubaidah menggunakan hartanya. Ketika pembantu Umar sampai di rumah Abu Ubadah, ia berkata, “Amirul Mukminin mengirimkan harta ini untuk Anda, dan beliau juga berpesan kepada Anda, ‘Silakan pergunakan harta ini untuk memenuhi kebutuhan hidup apa saja yang Anda kehendaki’.”
Abu Ubaidah berkata, “Semoga Allah mengaruniainya keselamatan dan kasih sayang. Semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat.” Kemudian ia berdiri dan memanggil hamba sahaya wanitanya. “Kemarilah. Bantu aku membagi-bagikan harta ini!.” Lalu mereka mulai membagi-bagikan harta pemberian Umar itu kepada para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan dari kaum muslimin, sampai seluruh harta ini habis diinfakkan.
Pembantu Umar pun kembali pulang. Umar pun memberinya uang sebesar empat ratus dirham seraya berkata, “Berikan harta ini kepada Muadz bin Jabal!” Umar ingin melihat apa yang dilakukan Muadz dengan harta itu. Maka, berangkatlah si pembantu menuju rumah Muadz bin Jabal dan berhenti sesaat di rumahnya untuk melihat apa yang dilakukan Muadz terhadap harta tersebut.

Muadz memanggil hamba sahayanya. “Kemarilah, bantu aku membagi-bagikan harta ini!” Lalu Muadz pun membagi-bagikan hartanya kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan dari kalangan kaum muslimin hingga harta itu habis sama sekali di bagi-bagikan. Ketika itu istri Muadz melihat dari dalam rumah, lalu berkata, “Demi Allah, aku juga miskin.” Muadz berkata, “Ambillah dua dirham saja.”
Pembantu Umar pun pulang. Untuk ketiga kalinya Umar memberi empat ribu dirham, lalu berkata, “Pergilah ke tempat Saad bin Abi Waqqash!” Ternyata Saad pun melakukan apa yang dilakukan oleh dua sahabat sebelumnya. Pulanglah sang pembantu kepada Umar. Kemudian Umar menangis dan berkata, “Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah.”
Begitulah para sahabat ketika mendapat harta. Tidak sampai sehari harta itu diinfakkan dengan begitu ringannya.
Suatu hari Thalhah bin Ubaidillah r.a. pulang ke rumah dengan membawa uang sebanyak seratus ribu dirham. Istrinya mendapati raut wajah Thalhah begitu bersedih.
Sang istri bertanya, “Apa yang terjadi padamu, wahai suamiku?” Thalhah menjawab, “Harta yang banyak ini, aku takut jika bertemu dengan Allah, lalu aku ditanya tentang dirham ini satu per satu.”
Istrinya lalu berkata, “Ini masalah yang sangat mudah. Mari kita bagi-bagikan harta ini. Bawalah harta ini dan bagikan kepada para fakir miskin yang ada di Kota Madinah.”
Thalhah pun bersama istrinya meletakkan harta itu di sebuah wadah, lalu membagi-bagikan kepada para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Setelah itu ia kembali ke rumah dan berkata, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menjadikan diriku bertemu dengan-Nya sedangkan aku dalam keadaan bersih dan suci.”
Subhanallah……….
Begitu mudahnya mereka melepaskan harta yang dimilikinya untuk dibelanjakan di jalan Allah SWT. Tidak sedikitpun para sahabat ini mementingkan kehidupan dunia mereka. Justru sebaliknya, mereka seperti berlomba-lomba menyedekahkan hartanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak.
Mampu kah (atau lebih tepatnya MAUKAH) kita meneladani apa yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw diatas? Semoga saja…………
Wallahu a’lam

Sabtu, 04 Desember 2010

Izinkan Hamba Berubah




Ya Allah.....
Ampuni hambaMU yang tak berdaya ini
Yang selalu turuti hawa nafsu
Ada sedikit pengetahuan tertanam, memang
Tapi segunung ajakan kiri selalu menghantu
Ya Allah...
Hamba ingin jadi hambaMu sejati
Tapi mengapa.....?
Mengapa ruh kekuatan belum juga tiba
Mengapa diri ini masih yang dulu
Yang tak berkembang.......yang tak beranjak
Yang tak melaju menjemput masa depan
Mengapa diri ini masih berdiam diri
Takluk dalam genggam birahi...?
Ya Allah......
Sirami kepadanya cahaya kekuatanMU
Untuk mengusir bisikan-bisikan palsu
Menepis pikiran-pikiran tanpa etika
Biarkan ia menjadi lebih baik
Biarkan ia berbenah diri
Berikan padanya kesadaran, sebenar-benarnya kesadaran
Ya Allah....
Hanya ridhoMu yang abadi
Abadi dan sejati
Ya …Allah
Saksikan dan dukunglah
Niat hamba yang tak berdaya ini
untuk berubah dan memperbaiki diri
Hamba memang sering ingkar janji
Maka hamba minta..
MaafMu terbuka tiap waktu

Cairo, Ramadhan 121421

Mencuri Sorga



Hikayat ini bermula
Ketika seorang hamba lama tengelam 
Dalam keruhnya air tuba
Dengan mata terbuka
Berharap ada permata mengalir bersamanya
Naif…ironis….

Dalam sadar ia berkata:
"Akulah muslim
aku beriman pada tuhan
yang mengatur gerak langit bumi"
Dalam sadar!

Langit menyeringai dan bumi mencibir!

Dalam sadar pula ia berkata:
"kesenangan adalah kehidupan
aku percaya pada dunia
aku meyakini kebebasan nafsu
akulah sang raja"
Dalam sadar!

Dunia terbahak dan nafsu terpingkal

Hikayat ini berlanjut
ketika sang hamba menutup mata
dan membuka kembali di lain dunia
ia terkejut
kenapa mesti ada kesenangan lagi,
serta kesengsaraan menanti?
sang hamba melamun
"haruskah sengsara yang menyapa?"
Dalam sadar!

Sang hamba nekat
melompat secepat kilat
merebut kabar kesenangan
mencuri sorga
berlari dan berlari
dan berakhir di lorong neraka
Tanpa sadar…

Sorgapun menghilang….

Masa'an, 04 Juli 2001

ASAL USUL ISLAM


Postby Volunteer 
http://www.islamreview.com/articles/inventionofislam.shtml


By AHMED SIMON


JAMAN PRA-ISLAM

Menurut sejarah, pada zaman Vikrama (58 S..M. - 415 M.) para Maharaja Candragupta memperluas Kerajaan Hindu yg mencakup India dan jauh sampai seluruh Teluk Arabia di Barat. Para Maharaja ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya Dewa Shiva (dewa bulan-Allat) dan istrinya Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah).

Para Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada 7 kuil peninggalan mereka, termasuk Ka’bah yang masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan Hindu ini runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa itu dan mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa nabi Muhammad.

(Untuk lebih detail-nya- lihat artikel “Ka’bah, sebuah kuil Hindu” www.hinduism.co.za).

ASAL-USUL NABI MUHAMMAD


Muhamad, lelaki suku Quraisy dari wilayah Arab (Arab Saudi sekarang), lahir pada tahun 571 M. Ayahnya, Abdullah, wafat 4 bulan sebelum kelahirannya. Muhamad kecil dan ibunya yang menjanda, Aminah, dilindungi oleh kakeknya, Abdul Mutalib. Pada masa ini, Halimah, seorang wanita Beduin, merawat baby Muhamad. Namun beberapa minggu kemudian Halimah mengeluh bahwa Muhamad dirasuki oleh iblis dan menolak untuk terus merawatnya. Aminah, ibu Muhamad lalu wafat ketika Muhammad berusia 5 tahun. Jadilah Muhamad seorang anak yatim-piatu, dan pada umurnya yang kedelapan, kakek Abdul Mutalib juga meninggal dunia. Muhamad kecil ini lalu diambil-alih oleh paman Abu Talib yang memiliki usaha perdagangan/kafilah dengan Syria.

Pada usia 20 tahun, Abu Talib menyuruh Muhamad bekerja untuk Khadijah, pengusaha kafilah yang sukses. Pada usia 25 tahun, Muhamad menikahi majikannya itu, janda Khadijah yang kaya dan berumur 40 tahun, demikian sehingga jadilah ia seorang ayah tiri bagi 2 orang anak Khadijah hasil perkawinan sebelumnya. Muhamad belum lagi menampakkan “siapa dirinya sesungguhnya” ketika ia menikahi Khadijah. Khadijah-pun wafat. Jadilah Muhamad seorang kaya raya dan kemudian menikahi 9 istri, memiliki lusinan gundik, belum lagi istri-istri simpanan, dan lebih dari seratus budak laki-laki/perempuan. Dia juga bertunangan dengan Aisha yang umurnya masih 6 tahun, lalu mengawininya saat Aisha berusia 9 tahun (8 tahun menurut kalendar umum sekarang). Muhamad terangsang ketika melihat menantunya berganti pakaian dan lalu mengawininya (mantan istri putra angkatnya, Zaid).

Suatu saat Muhamad tertangkap basah sedang memperkosa budak salah satu istrinya (Maryam, budak Sadiah) di luar kesepakatan kawin saat itu, Muhamad malah mengomeli Sadiah yang dikatakannya “membesar-besarkan perkara”. Muhamad dan para pengikutnya sering menyerang desa-desa yang lemah (bahkan desa yang sudah membuat perjanjian damai dengannya) membunuh/memenggal kepala para lelaki dan merampas istri-istri, anak laki maupun anak perempuan mereka dan menjadikan mereka budak, “Yang terbaik adalah selalu untuk-nya demikian Allah mengatakan kepada Muhamad dlm Al-Qur’an.

Di dalam Hadis Sahih Bukhari, tertulis: ketika beberapa pencuri tertangkap, Muhamad memerintahkan pengikutnya untuk mencungkil kedua mata dari masing-masing pencuri dan menyuruh mereka pergi dalam keadaan buta dan berdarah. Dari 68 perang yang dilancarkan Muhamad dan para pengikutnya, hanya satu yang bersifat mempertahankan diri dan sisanya yang 67 adalah penyerangan ofensif yang disulut oleh mereka sendiri.

ASAL-USUL QUR’AN

Muhamad mulai mendirikan agamanya setelah tahun 610 Masehi, ketika ia mengangkat dirinya sendiri sebagai utusan Allah, sebagaimana tertulis dalam Qur’an (bukan sebagai nabi). Ia mengaku bahwa Malaikat Jibril yang memerintahkannya (tanpa satu saksi-pun yang bisa membenarkan pengakuannya).

Muhamad mengumpulkan cerita2;
-10% kitab Talmud Babilonia (bukan Taurat Yahudi, namun sebuat kitab lain yang mengandung banyak keanehan);
-sekitar 5% dari potongan Injil, tapi diselewengkan artinya. Mungkin diambilnya dari Maryam, budak yang beragama Kristen-Koptik dan Waraqah, istri Nasrani-nya yang juga sepupu Khadijah, dan dari perjalanan Muhammad sendiri di Syria);
-sekitar 25% dari kuil Hindu/Allah/berhala/ritual dan kepercayaan-kepercayaan yang memang sudah ada saat itu di Saudi Arabia. (Kata “ALLAH” sendiri sebenarnya adalah sebuah kata Sansekerta, dan sesungguhnya tidak pernah ada Allah yang asli dari Islam);
-sekitar 10% Animisme (roh-roh, syaitan, Jinn, iblis, mahluk halus, dedemit, dsb.) diambil dari cerita rakyat dan dongeng-dongeng bangsa Arab yang telah lama beredar di zamannya; sekitar 10% tradisi-tradisi dan budaya bangsa Arab,
-dan 40% sisanya adalah khayalan dan karangan-karangan liar dari Muhamad dan para pengikutnya sendiri.

Semuanya itu membentuk ISLAM, agama baru. Karena Muhamad dan beberapa ratus pengikutnya buta huruf (tidak bisa menulis dan membaca) dan Muhamad memiliki daya ingat yang buruk, para pengikutnya yang lain menghafalkan/merumuskan untuknya ayat-ayat Qur’an yang telah mereka contek atau mereka karang. Namun pada perang Yamamah, hampir seluruh pengikutnya tewas dan ayat-ayat Qur’an yang asli hilang selamanya dan tidak pernah tersusun lagi menjadi sebuah buku sebelum akhirnya Muhammad sendiri tewas akibat diracun, 632 M. oleh budak Yahudinya, yang berkata “Jika memang engkau adalah seorang rasul, Allah seharusnya bisa menyelamatkanmu”.

Kalif Abu Bakar (632-634 M.) lalu mempercayakan Zayed Ibn Thabit untuk menyusun kembali Quran, dari ingatan-ingatan para istri, gundik, budak (mereka semua buta huruf), dan beberapa kenalan/sahabat yang mengaku mendengar beberapa ayat langsung dari Muhammad dan para pengikutnya. Zayed berhasil mengumpulkan kurang lebih 7,900 ayat. Tetapi susunan pertama ini, mengandung banyak kontradiksi, kejanggalan, kelucuan/ejekan, hal-hal yang membingungkan, dan kesalahan-kesalahan dan akhirnya menimbulkan kesulitan dan masalah yang besar selama beberapa tahun.

Di bawah pemerintahan Kalifah Uthman (644-656), diperintahkanlah agar semua salinan Al-Quran yang beredar ditarik dari peredaran dan dibakar. Zayed untuk kedua kalinya diperintahkan untuk menyusun dan menulis ulang Al-Quran supaya lebih masuk akal dan lebih meyakinkan dari Quran yang asli, yang disimpan oleh Hafsa (janda Muhammad). Zayed berusaha semampunya menulis ulang Quran dan lebih dari 2,000 ayat yang kontradiktif, membingungkan, keliru dan tidak masuk akal dibatalkan / dibuang, beberapa diganti, dan beberapa lainnya ditambahkan atau dicontek sedemikian supaya pembatalan/perubahan-perubahan tersebut dapat lebih masuk akal.

Quran edisi baru ini berkata di Surah 16:101-103 bahwa orang-orang Arab menuduh seorang budak Nasrani telah mengajari Muhammad dan ia lalu dianiaya, dan di 25:4-5 membenarkan dugaan pencotekan dari cerita-cerita rakyat, dan dongeng-dongeng bangsa Arab. Abu Al-Aswad Al Doaly menaruh titik-titik sebagai tanda baca, semasa kekuasaan Mu’awiyah Ibn Abi Sofyan (661-680). Huruf-huruf lalu diimbuhi oleh beragam titik oleh Nasir Ibn Asem dan Hayy ibn Ya’amor, pada masa Abd Al-Malek Ibn Marawan (685-705). Sistem penandabacaan yang lengkap (damma, fataha, kasra), diciptakan oleh Al Khalil Ibn Ahmad Al Faraheedy (wafat 786 M).

Saat ini Quran memiliki hanya 6,241 ayat dari aslinya yang 7,900. Meskipun demikian, mengingat kondisi yang ada saat itu dan fakta bahwa penyusunan mengandalkan sumber dari ingatan-ingatan kaum buta huruf, dsb; dapatlah dipahami bahwa Quran, karangan dan buatan manusia ini masih menyimpan banyak kontradiksi, sumber perbantahan, kejanggalan, keanehan, kekonyolan, hal-hal yang tidak masuk akal dan keliru, belum lagi theori-theori yang berlawanan dengan ilmu pengetahuan. Jadi, tebalnya ayat-ayat Quran yang ada sekarang sesungguhnya berasal dari kata-kata para istri, gundik, istri simpanan, budak dari Muhammad, dan disusun oleh Zayed Ibn Thabit (tidak ada hubungannya sama sekali dengan Tuhan).

ISI QURAN


Bab-bab dalam Quran tidak disusun berdasarkan prioritas naratif, kontinuitas, biografi, kronologi, atau kesinambungan urutan, melainkan diatur berdasarkan panjangnya teks – bab yang terpanjang ditulis pertama dan bab terakhir berisi hanya 6 baris. Ayat-ayat ditempatkan tidak berdasarkan urutan logika tertentu dan bercampur-aduk di dalam sebuah tema atau topik-topik yang tidak berhubungan satu sama lain. Orang-orang Nasrani akan terperangah jika melihat tidak adanya nubuatan, tidak ada urutan kronologi, tidak ada gambaran geografis, tidak ada biografi dari siapapun (bahkan tidak juga dari Muhammad), tidak ada aturan penulisan, tidak ada sejarah, amsal, perumpamaan, mujizat, kidung mazmur, pendek kata, yang ada di situ hanyalah perintah dan larangan, seperti halnya manual sebuah mesin cuci; dan disertai gambaran hukuman-hukuman, pembalasan, dan ganjaran.

Sebagai contoh perintah, seluruh umat Muslim harus membantai (membunuh) kaum non-Muslim seperti tertulis di Surah 4:74, 9:5 dan 9:29. Sebagai contoh hukuman, Surah 4:34 memerintahkan para suami untuk mencambuk istri-istri yang tidak patuh dan meninggalkan mereka sampai mereka pasrah dan menyerah. Untuk non-Muslim ‘ganjarannya’ adalah, Surah 2:191 “Bunuhlah mereka (non-Muslim)… demikianlah ganjaran mereka yang menentang aqidah (Islam)”. Kaum Muslimin juga diperintahkan untuk melakukan perintah Sura 8:12 “Aku akan men-teror kaum kuffur. Karena itu, pukullah leher dan setiap sendi mereka dan lumpuhkanlah mereka. Pancunglah kepala mereka dan potonglah setiap jari tangan dan kaki mereka”.

Ada banyak lagi contoh “ganjaran jahat” seperti itu tertulis bagi kaum non-Muslim. Contoh untuk upah kaum Muslim yang berperang dan mati bagi Allah ada di Sura 52:17-20; 55:56-58; 55:70-74 dan 56:37-38, yang menjanjikan hadiah buah-buah terbaik, sungai anggur, dan 72 perawan cantik dan menggiurkan di Firdaus sebagai ganti nyawa mereka yang syahid dan menewaskan sebanyak mungkin kaum kaffir. Bahkan kaum Muslim yang homoseksual pun digambarkan akan diganjar dengan “anak-anak lelaki yang segar bak mutiara” Sura 52:20-24.

Al-Quran juga melarang seluruh Muslim kebebasan “BERPIKIR dan bertindak sesuai kata hati mereka, karena berpikir dianggap adalah pekerjaan Allah dan utusan-nya, Muhammad, lihat Sura 33:36 (dengan kata lain, kebebasan berpikir tidak diperbolehkan di dalam Islam). Nilai ini tertanam dalam ummat Islam mulai dari masa kecil di Madrasah atau Pesantren sehingga tidak heran mengapa orang Muslim sangat takut untuk menantang Qurannya. Mempertanyakan logika Quran dianggap pelecehan dalam Islam (dan fatal hukumannya).

Ayat-ayat dalam Quran dimaksudkan hanya untuk dihafal dan dilantunkan dalam nada tertentu dan tidak memerlukan pengertian dari arti-artinya, dari tulisan Arab kuno itu. Sehingga, umumnya umat Muslim tidak mengerti dan tidak mempertanyakan Quran yang mereka baca, inilah kepercayaan buta. Perbedaan-perbedaan yang ada di dalam Quran saat ini menciptakan lebih banyak masalah, calon-calon haji yang tiba di Mekkah diperiksa dan apabila kitab Quran-nya berbeda dengan Quran kaum Wahabi, akan disita dan dibakar.

HADIS DAN SUNNAH

Karena Quran penuh dengan :
  • Ayat-ayat yang akhirannya terbuka (artinya terlalu luas);
  • Adanya hal-hal yang bersifat penjelasan umum ataupun tidak masuk akal ;
  •  Dan menjurus kepada bermacam2 tafsir ttg kondisi biografis seputar
  • Ucapan-ucapan, kebiasaan, dan perbuatan Muhammad dan para pengikutnya ;

maka dibutuhkan penjelasan lebih lanjut untuk mengerti Quran dgn lebih seksama. Inilah yang dimaksud dengan HADIS, yang juga dianggap kitab suci, tapi nomor dua setelah Quran.

Cukup banyak penulis menghasilkan bermacam Hadis sepanjang rentang waktu 600 tahun (mulai sekitar 800 M. sampai 1,400 M.), dan ini malah menambah banyak kebingungan, perbantahan, dan distorsi, penyelewengan dalam banyak aliran (madhab) oleh berbagai penulis ini, karena hampir semua dari mereka tidak pernah mengenal Muhamad secara langsung.

SUNNAH adalah ‘jalan’ atau ‘cara’ (tersirat di dalamnya perbuatan-perbuatan dan kebiasaan Muhamad), dan juga dianggap suci, namun nomor 3 setelah Quran. Juga di sini, perbedaan-perbedaan yang besar dari berbagai penulis menghasilkan sangat banyak masalah yang tidak diketahui oleh khalayak dan malah menjurus ke kekacauan.

Tergantung dari macamnya aliran Islam, Hadis dan Sunnah yang mereka pilih untuk dituruti, perbedaan-perbedaan di antara umat Muslim sendiri bisa sangat besar sehingga benturan-benturan di antara aliran-aliran tersebut masih berlangsung hingga saat ini seperti di Pakistan, Indonesia, Aljazair, Afghanistan, dan Timur Tengah.
HUKUM SYARIAH ISLAM

Ada empat ‘penafsiran’ berkenaan dengan pemberlakuan hukum syariah Islam. Hukum-hukum ini perlahan-lahan berkembang dan diperbaharui, diubah bahkan sampai saat ini, dari negara- ke negara, wilayah ke wilayah, namun semuanya selalu mendasarkan kepada model jurisprudensi abad ke-7.

Kelemahan terbesar syariah adalah bahwa hukum ini tidak memperkenankan ‘bukti-bukti lapangan,’ namun hanya mengakui kesaksian saksi mata untuk sebuah kasus kriminal. Sudah bukan rahasia bahwa di dalam hukum Syariah, mereka yang menginginkan pembalasan atau seseorang yang mereka benci dihukum, cukup membawa saksi-saksi palsu. Catatan rekor memperlihatkan bahwa kaum hawa adalah yang mendapatkan perlakuan paling tidak adil. Sebagai contoh, jika seorang gadis diperkosa, ia harus bisa memperlihatkan sekurangnya 2 atau 4 saksi mata yang ber-reputasi baik (tergantung Syariah mana yang diterapkan) untuk bisa menuduh si pemerkosa. Jika hanya ada seorang saksi mata, bebaslah sang pemerkosa dan bisa memperkosa lagi. Bukan itu saja. Jika si gadis yang diperkosa tersebut hamil akibat tindak perkosaan tersebut, dialah yang akan dihukum mati dengan cara dirajam batu, karena dianggap berzinah (hamil di luar nikah).

Dalam sebuah masyarakat yang demokratis dan modern, sangat diketahui bahwa 92% keputusan kasus kriminal bukanlah didapat dari kesaksian saksi mata melainkan dari ‘bukti-bukti lapangan’ dan penerapan ilmu pengetahuan (mis. DNA, dsb.), yang mana semuanya itu malah dilarang dalam Islam.

Syariah juga berlawanan dengan konvensi atau kesepakatan PBB tentang hak azasi manusia. Dapatkah anda bayangkan hidup di sebuah masyarakat di mana pemerkosa, pembunuh, sex-maniak, dsb. berkeliaran bebas karena Islam? Saya tambahkan di sini, juga FITNAH yang membawa akibat fatal bagi mereka yang tak bersalah, karena Syariah adalah hukum yang bersifat totaliter, sangat berdarah. Hanya rasa takut massa mayoritas yang menjadi ciri khas sistem macam ini.

Perempuan-perempuan yang tidak berpendidikan dari abad ke-7, yang merupakan sumber utama dari Al-Quran, terkenal oleh kemampuan fisik dan keahlian seks mereka, bukan oleh akal budi mereka. Mental terkebelakang dari sumber-sumber ini tercermin di dalam Islam. Itulah sebabnya, Islam bersifat regresif (berjalan mundur) dan menjurus kepada kebobrokan. Ini terlihat dari setiap komunitas Muslim. Masyarakat Muslim adalah yang paling cepat mengambil jalan kekerasan, meledak-ledak, berbahaya, membenci, tidak maju, tidak berkembang, kacau, dihinggapi berbagai penyakit, bencana dan lalu tanpa punya rasa malu sebagian kabur ke negara-negara non-Islam.

Lewat migrasi inilah, Muslim membuktikan bahwa Islam itu jahat, adalah kemunduran, dan tidak manusiawi. Jutaan Muslim saat ini, meninggalkan Islam, meskipun “perangkap atau perbudakan” Islam adalah benar-benar kejam dan berdarah dingin (membunuh mereka yang keluar atau murtad dari agama). Yang tinggal di dalam kultus ini hanyalah mereka yang bodoh, masa bodoh, muslim KTP, atau yang terpaksa, karena tidak dapat berkutik terhadap tekanan-tekanan Islam. Bahkan kaum yang berwenang, ulama bereputasi tinggi dalam Islam pun sangat khawatir dengan cepatnya keruntuhan yang merongrong Islam dari setiap penjuru.

Tekanan kepada PBB untuk melarang Quran yang biadab itu bertambah setiap hari. Sangat tidak diragukan bahwa Islam itu hanyalah buatan manusia dan palsu. Keruntuhan Islam tidak bisa terbantahkan lagi dan bahkan mereka bodohpun dapat melihat hal ini. Kecuali mereka yang masa bodoh ataupun terpaksa.//

Sabtu, 27 November 2010

DOA BUAT SAHABAT


Segala puja dan puji itu hanya milikmu wahai Tuhan penentu segala takdir. Selawat dan salam buat Rasul junjungan petunjuk sepanjang zaman, Nabi Muhammad s.a.w dan ahli keluarga serta para sahabatnya yang umpama bintang-bintang bergemerlapan.
Ya Allah…
Dalam perjalanan kehidupan ini telah Engkau jadikan bagiku seorang teman. Sedangkan ia adalah diluar jangkaan dan sangkaan hambaMu ini. Aku tetapkan baginya satu peraturan yang hanya Allah yang akan menentukan segalanya.
Ya Allah…
Dalam kekalutan begini, dia pergi menyendiri dan hanyalah dititipkan suatu pesanan melalui seorang teman buatku. Dimanakah salahku wahai Tuhan dan tunjukkanlah dimana silapku. Jangan Engkau biarkan aku begini tanpa diketahui apakah kesalahan yang telah aku lakukan terhadapnya.
            Ya Allah…
            Walau apa pun takdirMu keatasku, maka disaat ini aku tahu dia perlukan pertolongan. Oleh itu wahai Tuhan, aku dengan penuh rasa kehambaan yang penuh kehinaan memohon padaMu bagi pihaknya, kerana dia adalah sahabatku.
            Ya Allah…
            Ampunilah daku dan sahabatku dan masukkanlah kami kedalam rahmatMu dan Engkau adalah Tuhan yang maha penyayang.
            Ya Allah…
            Jangan Engkau tinggalkan untuknya suatu dosa melainkan telah Engkau ampunkan. Dan tiada suatu aibnya, melainkan telah Engkau tutupinya. Tiada suatu dukanya melainkan telah Engkau hilangkan daripadanya. Tiada suatu hutangnya melainkan telah Engkau bayarkannya. Tiada suatu kesakitan melainkan telah Engkau sembuhkannya. Tiada suatu hajatnya dari keperluan dunia dan akhiratnya yang telah Engkau redhai dan tepat untuknya melainkan telah Engkau tunaikan segalanya baginya wahai Tuhan yang Maha Penyayang.
            Ya Allah…
            Lindunglah sahabatku dari hilangnya nikmatMu dan berubahnya kesejahteraanMu dan mendadaknya seksaMu dan berbagai macam murkaMu.
            Ya Allah…
            Sungguhnya aku bermohon kepadaMu tabahkanlah dia dalam menghadapi segala urusan dan kekuatan dalam menerima petunjukMu.
            Ya Allah…
            Kurniakanlah kepadanya jiwa ketaqwaan dan sucikanlah. Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya.
            Ya Allah…
            Sungguhnya aku bermohon kepadaMu bagi pihaknya dengan sabaik-baik permintaan, sebaik-baik permohonannya, sebaik-baik kejayaannya dan sebaik-baik pahala baginya. Tetapkanlah untuknya, beratkanlah timbangan kebaikannya. Mantapkanlah imannya, tingkatkanlah darjatnya, terimalah solatnya dan ampunkanlah dosa-dosanya. Ya Allah, aku bermohon baginya kepadaMu tingkat yang tinggi di syurga. Ya Allah perkenankanlah permohonanku.
            Ya Allah…
            Sungguhnya Engkau mengetahui apa yang aku rahsiakan dan apa yang aku perlihatkan, maka ampunkanlah kealpaan dan kelalaiannya. Dan Engkau mengetahui segala hajatnya, maka kabulkanlah permohonannya. Ya Allah, aku bermohon baginya kepadaMu keimanan yang selalu mendampingi  hatinya, dan keyakinan yang kuat sehingga dia mengerti bahawasanya tidak akan menimpa dirinya kecuali apa yang telah Engkau tentukan baginya dan bahawasanya apa sahaja yang telah menimpa dirinya bukanlah semata-mata yang meluputkannya. Dan apa sahaja yang telah meluputkannya bukanlah yang semata-mata menimpa dirinya.
            Ya Allah…
            Aku bermohon baginya kepadaMu iman yang dia buat cari kebenaran. Cahaya yang dia jadikan ikutan dan rezeki yang dirinya cukupkan. Ya Allah…jadikanlah dia cinta kepadaMu dengan hatinya seluruhnya dan rela kepadaMu dengan segala kemampuan dirinya seluruhnya. Ya Allah… jadikanlah cintanya seluruhnya hanya kepadaMu dan amal perbuatannya seluruhnya hanyalah untuk mencari keredhaanMu.
            Ya Allah…
            Apa sahaja yang Engkau jauhkan darinya dari hal-hal yang dia cintai, jadikanlah hal itu sebagai penguat untuknya mencintai apa yang Engkau cintai dan jadikanlah cintanya kepadaMu sebagaimana Engkau mencintai.
            Ya Allah…
            Cukuplah diriMu bagiku, tiada Tuhan selain Engkau. Hanya kepadaMu aku bertawakal. Dan Engkaulah Tuhan yang memiliki arasy yang agong.

Create a Meebo Chat Room
 
RELIGY© Designed by: Compartidisimo